Krisis Energi Terbarukan di Negara Palestina

Krisis Energi Terbarukan di Negara Palestina – Wilayah Palestina berada di tengah krisis energi yang menghancurkan, membuat jutaan orang tidak memiliki akses listrik yang stabil.

Namun, fitur alam wilayah ini mungkin memegang kunci untuk memecahkan krisis ini dan meningkatkan mata pencaharian jutaan orang.

Membuka potensi energi terbarukan di Palestina akan membantu mengurangi jejak karbon yang tumbuh di daerah-daerah seperti Gaza, serta mengisi lubang di jaringan listrik yang sudah tegang yang mendukung Gaza dan Tepi Barat.

Energi di Palestina

Palestina memiliki ketergantungan yang signifikan pada Israel dan negara tetangga Yordania dan Mesir untuk sebagian besar kebutuhan energinya.

Namun, sistem ini tidak layak sebagai solusi jangka panjang.

Ketidakstabilan politik, ledakan populasi, industrialisasi yang cepat dan meningkatnya permintaan untuk standar hidup yang lebih tinggi telah memberikan tekanan luar biasa pada pasokan energi Palestina.

Faktanya, biaya energi di Palestina adalah yang tertinggi di kawasan dan kelangkaan yang disebabkan oleh meningkatnya permintaan telah berdampak buruk pada kualitas hidup dan tingkat kemiskinan di wilayah tersebut.

Pemadaman bergilir sekarang menjadi hal biasa di Gaza dan Tepi Barat, menghalangi akses penduduk ke peralatan rumah tangga yang penting, seperti kompor listrik dan AC.

Hal ini juga menghambat akses ke sarana modernisasi, seperti telekomunikasi dan internet.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, rata-rata warga Gaza memiliki, paling banter, akses listrik selama 12 jam per hari ketika jaringan listrik paling stabil, tetapi ketidakstabilan politik dapat mengurangi akses hingga hanya dua jam per hari.

Selama musim panas dan musim dingin, ketika tegangan lebih tinggi, penduduk seringkali hanya mengalami tiga hingga empat jam listrik per hari.

Seiring pertumbuhan penduduk Palestina, terutama di zona perkotaan padat di sepanjang Jalur Gaza, pihak berwenang Palestina perlu menemukan cara baru untuk memenuhi permintaan energi yang meningkat.

Lingkungan di sekitar wilayah Palestina berpotensi menjadi kunci untuk memitigasi krisis energi yang ada, serta mengurangi ketergantungan energi Palestina pada tetangganya dan memperkuat kelangsungan ekonomi Palestina sebagai negara yang lebih mandiri.

Pilihan untuk energi terbarukan di Palestina berlimpah dan tersedia di tingkat domestik.

Energi Matahari dan Panas Bumi

Dua pilihan yang paling layak untuk energi terbarukan di Palestina adalah energi surya dan panas bumi.

Dengan lebih dari 300 hari sinar matahari yang stabil dalam setahun, penduduk Gaza dan Tepi Barat semakin beralih ke energi surya sebagai cara untuk memberi daya pada peralatan kecil sehari-hari, seperti kipas listrik dan bentuk AC lainnya.

Ini sangat penting selama bulan-bulan musim panas ketika suhu melonjak.

Bahkan instalasi panel surya kecil yang relatif sederhana memiliki efek luar biasa pada kondisi kehidupan, karena penduduk Gaza sering mengalami pemadaman listrik dan akses listrik yang tidak konsisten.

Menurut sebuah wawancara yang dilakukan pada tahun 2018 oleh sumber berita Reuters, seorang warga kamp pengungsi Nusseirat di Gaza melaporkan tidak memiliki akses listrik di rumah keluarganya sampai memasang panel surya.

Sekarang keluarganya dapat menjaga udara tetap sejuk di rumah mereka dengan kipas angin listrik yang bertenaga surya.

Organisasi dan LSM yang Membantu Menyediakan Energi Matahari di Palestina

Beberapa kelompok dan LSM telah membuka jalan bagi penggunaan energi matahari yang lebih luas di Palestina.

Sunshine4Palestine adalah contoh yang bagus tentang bagaimana sebuah kelompok dapat memanfaatkan energi matahari untuk membantu mengurangi gejala kemiskinan.

Proyek ini merancang dan memasang pabrik modular yang menyediakan energi matahari ke Rumah Sakit Jenin di Gaza, meningkatkan jam operasinya dari empat menjadi 17 jam per hari.

Sunshine4Palestine juga mempelopori proyek Tree of Light, menggunakan “pohon” bertenaga surya untuk memanfaatkan energi bersih dan mengubahnya menjadi cara untuk menerangi ruang publik di malam hari, menciptakan jalan-jalan yang lebih aman di Gaza.

Comet ME adalah sebuah LSM Israel yang telah menyediakan panel surya untuk desa-desa di Tepi Barat.

Desa Shaeb al-Buttim adalah salah satu desa di mana panel yang dipasang Comet telah memasok listrik ke 34 keluarga, yang, jika tidak, tidak akan memiliki sarana untuk mengakses jaringan listrik.

Upaya tersebut, seperti dalam contoh ini, telah menghidupkan kembali desa-desa yang sekarat, memberi mereka akses ke televisi dan bentuk media lainnya, menawarkan desa-desa seperti Shaeb al-Buttim kesempatan untuk merasa terhubung dengan komunitas internasional.

Kelompok lain, seperti PENGON, Sektor Pengembangan Ma’an dan Kelompok Hidrologi Palestina telah memasok panel surya ke lebih dari 650 pertanian dan rumah di Gaza.

Mereka juga telah membantu mendidik anggota masyarakat tentang cara berpartisipasi dalam menciptakan Palestina yang berkelanjutan.

Energi Panas Bumi

Metode lain untuk memanen energi terbarukan di Palestina juga ada di depan mata.

Dalam dekade terakhir, energi panas bumi telah menjadi solusi inovatif untuk menghemat biaya energi untuk memanaskan rumah di musim dingin dan mendinginkan rumah di musim panas.

Metode ini bergantung pada pemanfaatan perbedaan alami antara suhu tanah dan udara yang terjadi pada bulan-bulan musim panas dan musim dingin.

Terlepas dari konflik dan perjuangan yang dihadapi oleh mereka yang mengadvokasi Palestina yang lebih mandiri energi dan berkelanjutan, baik sektor publik maupun swasta secara aktif menerapkan solusi untuk wilayah tersebut.

Para pemain yang terlibat memiliki tekad untuk melewati batas-batas politik untuk memberikan Palestina yang lebih stabil bagi populasi masa depan.


Read More.. Krisis Energi Terbarukan di Negara Palestina